Perasaan ini sangat aneh, gue seperti bukan yang dulu lagi.
Ada hal yang berbeda gue rasain, gue gak tahu apakah ini pengaruh umur? Atau
pengaruh sebuah rasa bosan yang biasa datang dan menghilang?
Gue pengen kembali
tapi, gue gak tahu alasannya buat kembali?
Gue mungkin merindukan? Mama dan keluarga? Atau, kehidupan
gue yang dulu? I’m freak feel.
Gue gak tahu
Gue kehilangan arah
Gue gusar
Gue memudar
Di sela-sela, sudut malam yang dingin, dinding kamar yang
lembab seperti kurang kena cahaya matahari. Bila matahari terbit maupun sampai
terbenam dinding kamar ini tak pernah terkena sinarnya. Gue selalu memikirkan apa yang gue rasain? tetap kosong. seperti kamar itu lebih baik dari perasaan gue.
Kadang, gue ngerasa gue seperti seorang anak kecil. Gue gak akan pernah merasa gue ini dewasa. Gue ini selalu mengkhayal tentang keanehan dengan
khayalan gue yang absurd, gue selalu tertawa sendiri tentang diri gue.
Kemudian,
gue selalu beranggapan gue ini bisa romantis. What the fuck Romantic? Kenalan
sama cewek aja,gue masih sedikit malu dan gue membutuhkan semidi berminggu-minggu.
Berhasil kenalan,syukur. Tapi gue harus menerima kenyataannya, berhasil
ngelihat perubahannya dengan ada sosok orang di sampingnya.
Gue bisa menghibur , bisa membuat orang lain tertawa,
membuat orang lain bahagia tapi,mereka semua tertawa karena gue. Bukan, karena
lawakan gue yang lucu. Terkadang mimik yang lucu dan yang absurd lebih lucu
daripada sebuah ocehan yang bernapas komedi. Tanpa harus ngejelekin seseorang.
Gue bukan orang yang baik, solat gue bolong –bolong.
Gue bukan orang yang wangi , terkadang gue mandi 1x buat 3
hari.
Gue sangat berbeda dengan semua orang yang ada,gue ada
keturunan terburuk yang ada di generasi
terburuk dalam keluarga gue. abang gue
jangan tanya tentang dia? Dia adalah
inspriasi yang baik buat adik-adiknya. Sarjana muda dengan kerjaan yang mampan.
Jika gue membandingkan diri gue dengan orang, mungkin gak
ada habisnya. Tapi,semua orang sama dalam hal yang satu ini. gak suka
dibanding-bandingin dengan orang ini dan itu. Apalagi, dibandingkannya dari
segala sisi , ruang , dan garis. Terkadang sama saudara sendiri aja,gue gak
suka dibandingin.
Kayak mama gue,waktu SMA dulu. Gue selalu dibandingkan dengan
abang gue , kakak gue ,dan adek gue. Sebenarnya,gue hanya mau bilang ‘fakyu,
it’s my life’. Tapi,gue mencoba diam ketika mama makin ngebandingin gue,gue
hanya tunduk. Gue coba angkat kepala dan saat itu gue rasain gue seperti mau
dirasukin oleh sebuah arwah jahat tak berwajah,tanpa raga,tanpa jiwa.
Lama-kelamaan, mungkin itu yang dinamakan sebuah kasih
sayang orang tua yang tulus. Meski dia melakukan hal yang gak kita sukai kepada
kita secara langsung, kita gak akan pernah ngehina dia karena kita tahu ini
bentuk kasihsayang yang tulus. Saat itu,gue benar-benar ngelihat malaikat
berbentuk ibu diantara para iblis yang hampir menguasai gue. rasanya gak bisa
gue jelaskan. Kasih sayangnya, kata-katanya ,dan semua yang membuat gue
merasakan sebuah ketulusan yang sangat nyata.
Yah,mama benar dan gue salah. Mama gak membandingkan gue dengan anak yang lain.
Dia hanya minta kepada gue, “ lakuin hal yang benar. Lakuin setiap kesempatan
yang benar sebelum semua menjadi sekotak penyesalan”. Saat mama bilang
gitu, kalimat ‘fakyu, it’s my life’ hilang ntah kemana. Setan pulang kampung ke
neraka, ini nasehat dan kata mutiara entah yang keberapa kali gue dapat dari
mama. Lagi-lagi,kehidupan gue terbaikin oleh ibu. Gue hanya bisa minta maaf,
gue emang kurang ajar.
Ini kesekian kalinya,gue minta maaf tapi mama tetap
ngira ini permintaan maaf gue yang pertama.
Jika dulu gue dibandingkan dan maka gue akan berubah
beberapa minggu mungkin hari. Kemudian,secara perlahan juga gue kembali ke
jalan benar. Meski,ada beberapa hal yang gue gak mau ulangin lagi. gue juga
makin menjadikan sebuah peluang seperti sebuah hoki. Di saat ada
kesempatan dan di saat itu kita harus
siap.
Sekarang, gue emang gak ada yang bandingkan gue dengan orang
ini dan itu.
Hanya aja, gue membandingkan diri gue sendiri tetapi, gue gak mau
kembali. karena setelah tulisan ini membuat gue sedikit flashback ke masa lalu
gue yang berwarna abu-abu. Gue juga gak memperdulikan lagi karena gue gak akan
kembali dari awal,gue akan memulai tanpa ada start. Hidup bukan sebuah kehokian
tetapi hidup adalah sebuah penempatan yang baik buat semua memulai yang baik tanpa ada start.